MAKALAH
KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu : Siti Ruhayati, M.Ag.
OLEH
Muhamad wahrul Wahid 11111010
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi AllahTuhan Semesta Alam yang
telah memberi karunia berupa buah pikiran. Segala puji allah yang memberi
iradah, kehendak, sehingga kami bisa membuat makalah ini. Yaitu sebagai rasa syukur kami, sebagai
hamba-Nya. Shalawat dan salam bagi junjungan kita Nabi mulia, Muhammad
Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, dan semua umatnya.
Terima kasih
kepada seluruh teman-teman yang telah memberikan masukan demi kesempurnaan
makalah yang kami buat.tiada gading yang tak bisa retak demikian pula makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Maka dari pada kami mohon atas saran dan
krtikannya dari para pembaca guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua orang yang membacanya dan semoga amal-amal baik kami
selalu di catat di sisi Allah SWT.
Penyusun
Muhamad Wahrul Wahid
|
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB
II PEMBAHASAN 2
A.
Pengertian Kurikulum 2
B.
Komponen-Kompenen Kurikulum 2
1.
Komponen tujuan 3
2.
komponen Isi dan Struktur Progam atau Materi 4
3.
Komponen Media atau Sarana dan Prasarana 4
4.
Komponen Strategi Belajar Mengajar 5
5.
Komponen Proses Belajar Mengajar 5
6.
Komponen Evaluasi atau Penilaian 6
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan 11
B.
Kritik
dan Saran 11
C.
Daftar Pustaka 12
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pengertian tentang kurikulum mempunyai dampak
pada pengembangan dan juga terhadap proses pendidikan sebagai implementasi
kurikulum. Karena setiap istilah dalam kajian ilmiah selalu didasari oleh
konsep dan teori tertentu. Konsep dan teori inilah sebenarnya yang membawa
dampak terhadap perencanaan, pengembangan maupun implementasi suatu kurikulum
kurikulum nasional mempunyai dampak yang nyata
terhadap sistem pendidikan dan sistem sosial suatu negara. Demikian pula terjadi
pada kurikulum sekolah dinegara kita. Karena dengan kurikulum dapat diupayakan
tebentuknya kepribadian bangsa sesuai yang diidealisasikan.
Kurikulum indonesia mempunyai tujuan yang
ideal, baik pendidikan nasional ataupun
pendidikan islam mempunyai tujuan yang sama, yaitu menciptakan insani
yang beriman dan bertakwa serta mempunyai pengetahuan intelektual dan
ketrampilan.yang secara tidak langsung berdasarkan firman allah dalam alqur’an
“dan carilah pada apa yang di anugrahkan Allah kepadamu, (kebahagian kampung
akhirat,dan janganlah kamu melupakan kebahagiaan dari (kenikmatan) duniawi”.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Arti kurikulum didasarkan tiga teori, yaitu:
1. Kurikulum diartikan sebagai rencana pelajaran
2. Kurikulum diartikan sebagai pengalam belajar diperoleh siswa dari sekolah
3. Kurikulm diartikan sebagai rencana
belajar siswa
Menurut Tyler, kurikulum sama dengan pengajaran. Pengembangan kurikulum
sama dengan merencanakan pengajaran.[1]
B. Komponen-Komponen Kurikulum
Kurikulum adalah suatu alat atau sistem yang ada dlam pendidikan, sebagai alat
pendidikan kurikulum mempunyai komponen-komponen yang saling mendukung satu
sama lain.[2]
ara pemikir pendidikan mempunyai ragam dalam menentukan jumlah komponen
kurikulum, meskipun dari beberapa pendapat akan tetapi pemahaman dan
pengertiannya hampir sama. Subandijah membagi komponen kurikulum menjadi 5
yaitu : Tujuan, Isi, Strategi, Media, dam Proses. Sedangkan menurut Nasution
komponen kurikulum ada 4 yaitu : Tujuan, Bahan Pelajaran, Proses, dan
Penilaian. Berikut ini akan di uraikan secara singkat mengenai
komponen-komponen tersebut.[3]
1. Komponen Tujuan
Tujuan merupakan hal paling penting dalam
proses pendidikan.yaitu hal yang ingin dicapai secara keseluruhan, yang
meliputi :
a. Tujuan domain kognitif yaitu tujuan yang mengarah pada pengembangan akal
dan intelektual peserta didik.
b. Tujuan domain afektif yaitu tujuan yang mengarah pada penggerakan hati
nurani para peserta didik.
c. Tujuan domain psikomotor yaitu tujuan yang menngarah pada pengembangan
ketrampilan jasmani peserta didik[4].
Sekilas jika diperhatikan dari tujuan diatas
merupakan tujuan pendidikan islam, karena antara tujuan pendidikan nasional
dengan tujuan pendidikan islam cenderung mempunyai kesamaan yang kuat yaitu
menciptakan insani yang beriman dan bertakwa serta mempunyai pengentahuan
intelektual dan ketrampilan. Dan setiap mata pelajaran mempunyai tujuan sendiri
dan berbeda dengan tujuan yang hendak dicapai oleh mata ajaran lainnya. Tujuan
mata pelajaran merupakan penjabaran dari tujuan kurikulum dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan nasional.[5]
2. Komponen Isi dan Struktur Progam atau Materi
Komponen Isi dan struktur Progam atau materi
merupakan bahan yang diprogamkan guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Uraian bahan pelajaran inilah yang dijadikan dasar pengambilan bahan dalam
setiap belajar mengajar dikelas oleh pihak guru. Penentuan pokok-pokok dan
sub-sub pokok bahasan didasarkan pada tujuan instruksional.[6]
Isi atau materi tersebut berupa materi-materi
bidang studi, seperti matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan sebagainya.
Bidang-bidang tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur
pendidikan yang ada. Bidang-bidang tersebut biasanya telah dicantumkan dalam
struktur program kurikulum sekolah yang bersangkutan.[7]
3. Komponen Media atau Sarana dan Prasarana
Media merupakan sarana perantara dalam
mengajar. Sarana dan prasarana atau media merupakan alat bantu untuk memudahkan
pendidik dalam mengaplikasikan isi kurikulum agar lebih mudah dimengerti oleh
peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Menurut subandijah, ketepatan memilih alat
media merupakn suatu hal yang penting dikarenakan akan mempengaruhi daya
tangkap peserta didik.
4. Komponen Strategi Belajar Mengajar
Dalam proses belajar mengajar,seorang pendidik
perlu memahami suatu Strategi. Strategi menujuk pada sesuatu pendekatan
(approach), metode (method), dan peralatan mengajar yang diperlukan. Strategi
pengajaran lebih lanjut bisa dipahami sebagai cara seorang pendidik dalam
mengajar. Dengan demikian, strategi disini mempunyai arti komprehensif yang
mesti dipahami dan diupayakan untuk pengaplikasiannya oleh seorang pendidik
sejak dari mempersiapkan pengajara sampai proses evaluasi.
Dengan menggunakan strategi yang tepat dan akurat
proses belajar mengajar dapat memuaskan pendidik dan peserta didik khususnya
pada proses transfer ilmu yang dapat bditangkap para peserta didik. Akan tetapi
penggunaan strategi yang tepat dan akurat sangat ditentukan oleh tingkat
kompetensi pendidik.
5. Kmponen Proses Belajar Mengajar
Komponen ini sangatlah penting dalam suatu
proses pendidikan. Tujuan akhir proses mengajar adalah terjadinya perubahn
tingkah laku peserta didik menjadi manusia yang lebih baik. Komponen ini erat
kaitannya dengaan susasana belajar di dalam ruangan kelas maupun di luar
kelas.upaya seorang pendidik untuk menumbuhkan motivasi dan kreatifitas dalm
belajar merupakan langkah yang tepat. Komponen proses ini juga berkaitan dengan
kemampuan pendidik dalam menciptkan suasana pengajaran yang kondusif agar
efektivitas tercipta dalam proses pembelajaran.
Menurut Subandijah guru perlu memusatkan pad
kepribadiannya dalam mengajar, menerapkan metode yang tepat, dan memusatkan
pada proses dengan produknya, dan memusatkan pada kompetensi yang relevan. Pada
intinya guru harus mengoptimalkan perannya sebagai educator, motivator,
manager, dan fasilitator.[8]
6. Komponen Evaluasi atau Penilaian
Untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan
dalam pelaksanaan kurikulum, maka diperlukan evaluasi. Mengingat komponen
evaluasi ini sangat berhubungan erat dengan semua komponen lainnya, maka
denagan cara evaluasi atau penilaian ini akan mengetahui tingkat kebeerhasilan
dari semua komponen.
Dalam mengevaluasi, biasanya pendidik akan
mengevaluasi dengan materi atau bahan pelajaran yang sudah diajarkan atau
paling tidak yang ada kaitannya dengan materi yang sudah diajarkan.
Komponen evaluasi ini tidak hanya
memperlihatkan sejauhmana prestasi peserta didik saja, tetapi juga sebagai
sumber input bagi sekolahan sebagai upaya perbaikan dan pembaharuan
suatu kurikulum.
Kurikulum yang akan dilaksanakan atau
diimplementasikan terlebih dahulu diuji cobakan dalam lingkungan terbatas,
sebelum akhirnya diputuskan untuk didesiminasikan ke semua lembaga pendidikan.
Berbagai upaya perlu dilakukan selama fase pengembangan kurikulum dilakukan,
termasuk kedalamnya adalah evaluasi dan revisi. Evaluasi yang signifikan dan
berkelanjutan sangat diperlukan untuk mendukung terwujudnya suatu pengembangan
kurikulum secara efektif dan bermakna.
Dengan evaluasi juga dapat diperoleh informasi
yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar
siswa. Berdasarkan informasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu
sendiri, pembelajaran, kesulitan, dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan.
Evaluasi kurikulum membutuhkan pengumpulan, pemroresan, dan interpretasi
mengenai data terhadap program pendidikan.
Aspek-aspek yang harus dievaluasi, menurut
Arich Lewy sesuai dengan tahap-tahap dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
a. Penentuan tujuan utama
b. Perencanaan
c. Uji-coba dan revisi
d. Uji lapangan
e. Pelaksanaan kerikulum
f. Pengawasan mutu[9]
Menurut R. Ibrahim model evaluasi kurikulum
secara garis besar di golongkan kedalam empat rumpun model, yaitu:
a. Measurement
Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh
pendekatan atau cara-cara antara lain:
1) Menempatkan kedudukan setiap siswa dalam kelompoknya melalui pengembangan
norma kelompok dalam evaluasi hasil
belajar
2) Membandingkan hasil belajar antara dua atau lebih kelompok yang menggunakan
program atau matode pengajaran yang berbeda-beda, malalui analisis secara
kuantitatif
3) Teknik evaluasi yang digunakan terutama tes yang disusun dalam bentuk yang
obyektif, yang terus dikembangkan untuk menghasilkan alat evaluasi reliabel dan
valid.
b. Congruence
Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh
pendekatan atau cara-cara antara lain:
1) Menggunakan prosedur pre-and post-assement
2) Analisis hasil evaluasi dilakukan secara bagian demi bagian
3) Teknik evaluasi mencakup tes dan teknik-teknik evaluasi lainnya yang cocok
untuk menilai bergagai jenis perilaku
yang tekandung dalam tujuan
4) Kurang menyetujui diadakannya evaluasi perbandingan antara dua atau lebih
program
c. Illumination
Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh
pendekatan atau cara-cara antara lain:
1) Menggunakan prosedur progressive focussing
2) Bersifat kualitatif-terbuka dan fleksibel-elektif
3) Teknik evaluasi mencakup observasi, wawancara, angket, analisis dokumen,
dan bila perlu mencakup pula tes
d. Educational system evaluation
Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh
pendekatan atau cara-cara antara lain:
1) Membandingkan performance setiap dimensi program dengan kriteria internal
2) Membandingkan performance program dengan menggunakan kriteria eksternal
3) Teknik evaluasi mencakup tes, observasi, wawancara, angket, dan analisis
dokumen [10]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai suatu sistem, kurikulum mempunyai komponen-komponen atau
bagian-bagian yang saling mendukung dan membentuk satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Kurikulum menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta didik
untuk mengalami proses pendidikan dan
pembelajaran untuk mencapai target tujuan pendidikan nasional maupun tujuan
pendidikan islam. Di dalam kurikulum terdadapat komponen yang tidak bisa
dipisahkan karena antar komponen itu saling terkait.
Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik harus bias menciptkan
suasana yang kondusif serta mampu memunculkanj motivasi peserta didik.
Strategi pengajaran mengatur seluruh komponen, baik pokok maupun penunjng
dalam sistem pengajaran
B. Saran- Saran
Penulisan buku ini di tujukan sekadar bisa menjadi gambaran sekilas,
tambahan dan wawasan tentang komponen-komponen kurikulum. Penulis berharap agar
bisa menjadi pengetahuan bagi para pembaca dalam memahami kurikulum yamg
dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Ali, Mohammad. 1984. Pengembangan Kurikulum Di Sekolah. Bandung
: Sinar Baru
Ø Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Bumi
Aksara
Ø Nurgiyantoro, Burhan. 1985. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta
: BPFE
Ø Nasution. 1993. Pengembangan Kurikulum. Bandung : Citra Aditya Bakti
Ø Rusman. 2008. Manajemen Kurikulum. Jakarta : Rajawali Pers
Ø Subandijah. 1992. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta :
RajaGrafindo Persada
Ø Abdulloh, 2010, Pengembangan Kurikulum
Teori dan Praktek, Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Ø
Dakiir, 2004, Perencanaan dan Pengembangan
Kurikulum, yogyakata: PT Rhineka Cipta.
[1]Ali, Mohammad, Pengembangan Kurikulum Di
Sekolah, Bandung, Sinar Baru, 1984, hlm. 2
[4] Dakiir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, yogyakata, PT Rhineka
Cipta, 2004, hlm.23
[5]Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung, Bumi Aksara,
1994, hlm. 24
[6]Burhan Nurgiyantoro, Dasar-Dasar
Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta : BPF, 1985, hlm. 10
[7]Subandijah, Pengembangan dan Inovasi
Kurikulum, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 1992, hlm. 5
[9]Nasution, Pengembangan Kurikulum, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1993,
hlm.131-132
[10]Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta, Rajawali Pers, 2008, hlm.
114-118